TERBERITA.COM, Minahasa – Isu dugaan plagiarisme yang menyeret nama Rektor Universitas Negeri Manado (Unima), Dr. Joseph Philip Kambey, SE., Ak., MBA., kembali mencuat setelah diberitakan sejumlah media. Padahal, permasalahan tersebut telah diselesaikan sejak tahun 2023 melalui jalur mediasi.
Menanggapi hal ini, Adventinus Lambut, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unima yang terlibat dalam kasus tersebut, menegaskan bahwa persoalan tersebut telah selesai pada 19 Oktober 2023.
“Saya bersama Pak Joseph Kambey telah menempuh jalur mediasi dan musyawarah terkait masalah plagiat ini, dan semuanya sudah selesai,” ungkap Adventinus.
Sebelumnya, dalam pemberitaan media, Adventinus mengakui bahwa dirinya tidak meminta izin saat mencantumkan nama Joseph Kambey dalam artikel ilmiah yang dipermasalahkan.
“Ini murni kesalahan saya pribadi, dan saya sudah meminta maaf. Jadi masalahnya sudah clear,” tegasnya.
Laporan ke Polda Sulut
Kendati demikian, isu ini kembali digulirkan setelah LBH Smanto Makapetor Siouw, yang dipimpin oleh Erick Mingkid, melaporkan dugaan plagiarisme ke Polda Sulawesi Utara pada Kamis (27/2/2025).
Erick menyebutkan, pihaknya melaporkan kasus ini atas nama beberapa anggota Senat Unima.
“Plagiarisme terjadi ketika seseorang bersama rekannya memanfaatkan karya ilmiah orang lain yang kemudian diklaim sebagai karya sendiri dan disertakan dalam jurnal ilmiah,” ujar Erick.
Menanggapi laporan tersebut, Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Michael Thamsil, mengatakan bahwa setiap laporan harus dilengkapi dengan bukti kuat.
“Siapa saja bisa melapor kepada pihak kepolisian, namun harus disertai dengan dokumen dan bukti pendukung yang jelas,” kata Thamsil.
Isu yang Sengaja Digulirkan?
Sementara itu, Dr. Devie Siwij, SIP., MAP., seorang akademisi Unima yang juga pengamat politik, menilai bahwa isu plagiarisme ini sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan Joseph Kambey sebagai rektor terpilih.
“Sebelumnya, ada isu tentang ijazah, tetapi gagal. Sekarang soal plagiat. Lebih lucu lagi, yang menyebarluaskan justru mereka yang tidak memahami plagiarisme,” sindir Devie, yang juga sebagai Koordinator Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISH Unima.
Ia menantang pihak yang menghembuskan isu tersebut untuk membuktikan pemahaman mereka mengenai plagiarisme.
“Coba tanya yang bersangkutan, paham atau tidak dia soal plagiat?” pungkasnya.
Dengan klarifikasi dari berbagai pihak, tampaknya isu ini tidak memiliki dasar kuat dan lebih berbau politis ketimbang akademis. (Mhr)