Mahasiswa FBS Unima Terancam BERAK di Celana

TERBERITA.COM, Minahasa – Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado (FBS Unima) terancam berak di celana.

Pasalnya, fasilitas toilet di Kampus Ungu terpantau sangat buruk dan tidak layak pakai.

Berdasarkan pantauan media ini, seluruh toilet kampus terlihat sangat kotor dan tidak tersedia air bersih.

Di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (JPBI), dari empat toilet yang ada, tiga diantaranya tidak memiliki air bersih dan kotor.

Hal tersebut menjadi ironis dikarenakan JPBI diketahui terakreditasi A BAN-PT.

Melati, (bukan nama sebenarnya) mengaku terpaksa harus menahan rasa buang air karena toilet tidak bisa digunakan.

“Jarang ada air bersih di toilet jurusan, kami terpaksa harus menahan rasa buang air kecil dan BAB,” keluhnya.

Hal serupa juga terjadi pada Program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Jepang.

Salah satu prodi andalan FBS ini memiliki empat toilet yang tidak terawat dan terbengkalai. Bahkan ada satu toilet kini dijadikan gudang penyimpanan barang bekas.

“Kami mahasiswa Prodi Bahasa Jepang biasanya pergi ke toilet fakultas, itu pun harus antri karena banyak yang menggunakannya,” ungkap salah seorang mahasiswi yang enggan disebutkan namanya.

Di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JPBSI) fasilitas MCK terpantau tidak terawat dan telah dijadikan tempat penyimpanan kursi.

“Tidak ada air, jadi toilet tidak bisa dipakai,” ujar seorang mahasiswa.

Serupa, toilet di lantai dua dan tiga gedung Prodi Pendidikan Bahasa Jepang seolah dilupakan pihak fakultas.

Bahkan di lantai tiga, toilet sendiri tidak lagi bisa digunakan karena rusak dan terbengkalai.

Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan menghadapi masalah yang sama. Enam bilik MCK di jurusan tersebut jorok dan terbengkalai.

Fakta ini sangat ironi dengan pagu anggaran FBS Unima senilai Rp. 4.189.164.692.

 

Klarifikasi pihak fakultas

Wakil Dekan bidang Keuangan, Kepegawaian dan Umum FBS Unima, Amelia Sompotan, S.Pd., M.Hum., saat dikonfirmasi mengatakan pada 8 Agustus 2025 pihaknya telah menghubungi para pekerja yang bertugas memperbaiki toilet.

“Petugas sedot WC belum bisa bekerja karena terjalang karena belum menemukan lubang pembuangan. Kami diarahkan untuk mencari lubang pembuangan terlebih dahulu baru setelah itu bisa dikerjakan,” kata Amelia.

Dia mengklaim masalah ini sudah dikonsultasikan pihak pada rektorat sejak tiga minggu lalu dan sudah diperiksa kabag umum kantor pusat Unima.

“Permohonan perbaikan sudah kami masukan tinggal menunggu anggaran dari kantor pusat, apalagi di tengah efisiensi anggaran,” sebutnya.

Amelia menegaskan, sejak dirinya dilantik, ia telah menyurat kepada pihak kantor pusat guna meminta perbaikan semua fasilitas di FBS.

“Kita lihat bagaimana realisasi perbaikan dari kantor pusat, bukan wewenang kami menentukan toilet mana yang akan diperbaiki,” imbuhnya.

“Selain itu, ada beberapa WC yang memang tidak lagi digunakan semenjak saya menjadi dosen,” tutur Amelia.

Terkait fasilitas MCK, Dekan FBS Unima, Dr. Grace Luntungan, M.Hum., mengungkapkan, air bersih selalu tersedia.

“Ada toilet di lantai dua fakultas, itu biasa digunakan dosen, pegawai dan mahasiswa,” ujarnya.

Sebenarnya fakultas tidak abai, hanya saja kadang mahasiswa sendiri yang tidak bertanggung jawab terhadap fasilitas kampus,” pungkas Dekan. (Mhr)