FBS Unima Kini Tidak Laku

TERBERITA.COM, Minahasa – Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado (FBS Unima) kini mulai tidak laku.

Hal itu terbukti dari penurunan jumlah mahasiswa di setiap tahunnya.

Berdasarkan data Biro Akademik Unima, pada tahun 2025 fakultas ungu hanya mencatatkan 210 orang yang menjadi mahasiswa baru.

Fakta ini seolah menjadi pukulan telak bagi FBS Unima yang memiliki jurusan favorit seperti Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang.

Ditambah lagi, kegiatan populer seperti Bunkasai yang diselenggarakan Pendidikan Bahasa Jepang dan Bulan Bahasa oleh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, gagal menarik siswa SMA untuk berkuliah di FBS Unima.

 

Pengakuan alumni dan mahasiswa

Berdasarkan pengakuan alumni dan mahasiswa, penyebab menurunnya mahasiswa FBS Unima dinilai beragam, seperti kualitas dosen, fasilitas pembelajaran, minimnya infrastruktur, serta tidak ada inovasi.

Salah satu alumni FBS Unima, Ron, mengatakan kampus ungu perlu berbenah dengan meningkatkan daya saing agar memiliki nilai tawar di jajaran kampus negeri.

“Sekarang lulusan S.Pd., lumayan kesulitan karena perubahan aturan terkait penerimaan pegawai di bidang pendidikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, zaman sekarang jika seseorang berkeinginan menjadi guru maka tidak harus memiliki gelar Sarjana Pendidikan.

“Karena Pendidikan Profesi Guru (PPG) sudah menerima lulusan ilmu murni atau non pendidikan untuk jadi tenaga pengajar,” sebut Ron.

“Apalagi praktik pungutan liar berkedok ucapan terima kasih, masih berjalan mulus. Tidak heran mahasiswa FBS makin berkurang setiap tahun,” ungkapnya.

Menurutnya, FBS Unima perlu menghadirkan inovasi demi menarik minat calon mahasiswa.

Senada, Bobi (bukan nama sebenarnya) alumni Pendidikan Bahasa Inggris FBS Unima menyebutkan, minat seseorang menjadi guru Bahasa Inggris sangat berkurang.

“Apalagi Bahasa Inggris kini bisa dipelajari otodidak, dan peluang menjadi guru profesional semakin sulit,” tukasnya.

Dia menuturkan, ilmu seni dan humaniora tidak lagi dilirik masyarakat.

“Apalagi kondisi tersebut diperparah dengan fokus pemerintah pada bidang sains dan teknologi,” paparnya.

Senada, salah satu mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Asing mengaku FBS Unima masih memiliki banyak kekurangan.

“Mulai dari dosen, toilet, dan fasilitas lainnya. Bahkan kami tidak pernah menggunakan lab bahasa sebagai penunjang pembelajaran,” ucapnya.

“Sebagian dosen kami tidak mengajar dengan benar, dan pungutan liar masih merajalela,” tandasnya.

 

Data mahasiswa FBS menurut Biro Akademik Unima 

2021

295 mahasiswa baru

2022

301 mahasiswa baru

2023

245 mahasiswa baru

2024

236 mahasiswa baru

2025

210 mahasiswa baru