Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Perluasan Akses Pendidikan, Simak Pendapat Earlene Benedicta

TERBERITA.COM, Manado – Negara Indonesia memiliki misi yang teramat mulia, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Misi tersebut menjadi pintu gerbang terhadap akses pendidikan bagi semua orang agar berkembang menjadi lebih baik.

“Bagi saya, mencerdaskan kehidupan bangsa berarti memastikan setiap orang termasuk kaum disabilitas untuk mengakses pendidikan,” kata Earlene Benedicta Gravila Saraswati Rundengan.

Earlene berujar, pendidikan dan pembangunan SDM seharusnya tidak eksklusif, melainkan bersifat inklusif.

Founder Disabilitas Berdaya @disaber.id ini mengaku bahwa ia melihat betapa pentingnya akses belajar, pendampingan karier, dan ruang partisipasi bagi kelompok rentan agar mereka dapat berkontribusi nyata bagi bangsa.

Gadis kelahiran Tomohon, 30 Maret 2001 ini mengaku, sebagai penerima beasiswa LPDP yang menempuh MSc di bidang Social & Health Psychology, di Utrecht University, Belanda, ia sempat mengalami tantangan terbesar yakni beban moral.

“Bagaimana ilmu yang dipelajari tidak hanya berhenti di luar negeri, tetapi bisa saya bawa pulang agar bermanfaat di Indonesia,” sebutnya.

Ketika ditanya terkait cara mengatasi masalah tersebut, dirinya mengungkapkan bahwa dia menjadi relawan di UNICEF Belanda.

“Tidak hanya sebatas bergabung, saya merancang program yang bisa diaplikasikan agar pengetahuan akademik saya bertransformasi menjadi aksi sosial berkelanjutan,” imbuhnya.

 

Pemerataan kesempatan kelompok rentan

Lebih lanjut, pemilik akun Instagram @earlene.benedicta ini menjelaskan, pemerintah perlu lebih serius pada pemerataan kesempatan khususnya kelompok rentan.

Hal itu dikarenakan saat ini regulasi hanya mewajibkan 1% pekerja disabilitas di perusahaan.

Faktanya, angka tersebut jelas tidak cukup mendorong kesetaraan yang nyata.

“Pendidikan harus menjadi pintu masuk; mulai dari kurikulum inklusif, pelatihan guru agar paham kebutuhan khusus, hingga kebijakan yang membuka akses lebih luas bagi penyandang disabilitas guna melanjutkan pendidikan tinggi dan dunia kerja,” tambahnya.

“Dengan begitu, kualitas pendidikan Indonesia bukan hanya meningkat, tetapi juga adil dan inklusif bagi semua kalangan,” pungkas Earlene.